SUPM Berdayakan 85 Alumnus SUPM Waiheru Terkena Dampak Moratorium
http://www.beritamalukuonline.com/2015/04/supm-berdayakan-85-alumnus-supm-waiheru.html
Ambon - Berita Maluku. Sekolah Usaha Menengah Perikanan Waiheru Ambon memberdayakan puluhan alumnusnya yang terkena dampak penghentian sementara (moratorium) Kementerian Kelautan dan Perikanan nomor 56 tahun 2014 dengan menciptakan alternatif mata pencaharian.
"Terdapat 85 alumnis SUPM Waiheru yang sekarang yang terkena dampak Permen KP nomor 56 nomor sehingga ada kiat-kiat yang kami lakukan," kata Kepala SUPM Waiheru, Acmhad Jais Elly di Ambon, Selasa (28/4/2015).
Pertama, kata dia, SUPM mencari alternatif mata pencaharian bagi mereka adalah pelatihan keramba jaring apung.
Kemudian mereka dilibatkan dalam kegiatan praktik laut kapal latih, karena kebetulan kapal latih SUPM Waiheru ada dua unit yakni KM. Putilai yang merupakan kapal jenis pull and line serta KM. Alaluna (long line).
Langkah ini, kata Achamd Jais, sekaligus menjawab isu yang dikirimkan seseorang ke Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastitu bahwa kapal latih SUPM Waiheru dipakai atau disewakan oleh perusahaan lain.
"Yang terjadi di Kabupaten Buru akibat dampak Permen KP adalah hasil tangkapan nelayan kecil melimpah sementara akses pasar terbatas karena tidak ada kapal ikan besar yang lakukan penangkapan ikan," ujar Acmhad Jais.
Sehingga lewat moment praktek laut ini, dua unit kapal latih milik SUPM Waihru Ambon yang ikut membantu memasarkan hasil tangkapan nelayan di Teluk Bara, Kabupaten Buru.
Jadi disamping siswa berpraktek sambil melatih penangkapan bisa mendapat satu ton ikan, kemudian ditambah hasil tangkapan nelayan Buru sehingga pasarannya bisa mencapai 5-6 ton ikan tuna, komu, dan moar setiap hari.
"Sekarang lagi musim praktek laut yang dilakukan sebanyak enam trip dan yang baru berjalan tiga trip untuk jurusan nautika teknika," katanya.
Sedangkan untuk jurusan bididaya dan pengolahan, para siswa berpraktek di PT. Wahanan Lestari di Arara, Pulau Seram yang merupakan sebuah perusahaan udang besar di Asia dengan jumlah produksi mencapai 150 ton per hari.
Achmad Jais menambahkan, SUPM Waiheru Ambon saat ini juga telah mengoperasikan kembali simulator navigasinya yang tidak terpakai selama tujuh tahun akibat mengalami kerusakan, sehingga siswa tidak perlu berpraktek ke luar daerah. (ant/bm 10)
"Terdapat 85 alumnis SUPM Waiheru yang sekarang yang terkena dampak Permen KP nomor 56 nomor sehingga ada kiat-kiat yang kami lakukan," kata Kepala SUPM Waiheru, Acmhad Jais Elly di Ambon, Selasa (28/4/2015).
Pertama, kata dia, SUPM mencari alternatif mata pencaharian bagi mereka adalah pelatihan keramba jaring apung.
Kemudian mereka dilibatkan dalam kegiatan praktik laut kapal latih, karena kebetulan kapal latih SUPM Waiheru ada dua unit yakni KM. Putilai yang merupakan kapal jenis pull and line serta KM. Alaluna (long line).
Langkah ini, kata Achamd Jais, sekaligus menjawab isu yang dikirimkan seseorang ke Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastitu bahwa kapal latih SUPM Waiheru dipakai atau disewakan oleh perusahaan lain.
"Yang terjadi di Kabupaten Buru akibat dampak Permen KP adalah hasil tangkapan nelayan kecil melimpah sementara akses pasar terbatas karena tidak ada kapal ikan besar yang lakukan penangkapan ikan," ujar Acmhad Jais.
Sehingga lewat moment praktek laut ini, dua unit kapal latih milik SUPM Waihru Ambon yang ikut membantu memasarkan hasil tangkapan nelayan di Teluk Bara, Kabupaten Buru.
Jadi disamping siswa berpraktek sambil melatih penangkapan bisa mendapat satu ton ikan, kemudian ditambah hasil tangkapan nelayan Buru sehingga pasarannya bisa mencapai 5-6 ton ikan tuna, komu, dan moar setiap hari.
"Sekarang lagi musim praktek laut yang dilakukan sebanyak enam trip dan yang baru berjalan tiga trip untuk jurusan nautika teknika," katanya.
Sedangkan untuk jurusan bididaya dan pengolahan, para siswa berpraktek di PT. Wahanan Lestari di Arara, Pulau Seram yang merupakan sebuah perusahaan udang besar di Asia dengan jumlah produksi mencapai 150 ton per hari.
Achmad Jais menambahkan, SUPM Waiheru Ambon saat ini juga telah mengoperasikan kembali simulator navigasinya yang tidak terpakai selama tujuh tahun akibat mengalami kerusakan, sehingga siswa tidak perlu berpraktek ke luar daerah. (ant/bm 10)